INFOTANI.ID – Kementerian Pertanian berkomitmen untuk mengoptimalkan sektor pertanian ke depan, dan ini tidak lepas dari peran Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karenanya Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) yang berada di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui penyelenggaraan pendidikan hingga peningkatan kapasitas dosen maupun tenaga kependidikan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan Nomor 6368/SK/BAN-PT/Ak/D3/IX/202 tentang peringkat Akreditasi Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Pertanian (THP) dengan predikat Baik tehitung sejak tanggal 20 September 2022 sampai dengan 20 September 2027. dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan tinggi (BAN-PT). Keputusan inj didahului oleh kegiatan visitasi asesmen lapangan.
Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang menginginkan peningkatan pelayanan dalam hal mendidik generasi milenial di sektor pertanian terus dilakukan.
“Kita akan terus berusaha mencetak SDM Pertanian andal meneruskan dan mengisi pembangunan pertanian, dengan melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan pendidikan vokasi sesuai standar sistem manajemen mutu sehingga norma-norma yang baik harus dijaga dan diteruskan,” ujar Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan perlu dilakukan pemantapan pendidikan vokasi pertanian.
“Tujuannya, mencetak lulusan yang berkualitas baik sebagai job seeker, job creator maupun wirausahawan milenial pertanian,” kata Dedi.
Akreditasi merupakan bentuk pengakuan formal dari pihak ekstenal atas proses penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi.
Direktur PEPI, Muharfiza menuturkan lebih lanjut bahwa capaian Akreditasi Baik yang diraih oleh Prodi THP saat ini merupakan bukti bahwa PEPI telah berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan agar lulusan yang dihasilkan nantinya berkualitas, kompeten, dan diakui oleh masyarakat luas.
“Fokus selanjutnya adalah menerapkan kurikulum merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) yang mana konsep kurikulum tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa memiliki pengalaman belajar lain di luar program studinya” ujar Muharfiza.
“Tentunya ini menjadi tantangan bagi setiap prodi dalam mengembangkan kurikulum yang adaptif dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang semakin pesat tanpa keluar dari tujuan dalam menghasilkan lulusan sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan” tambahnya.
Sejalan dengan Visi PEPI untuk menjadikan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia unggul bertaraf internasional dalam menghasilkan sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing oleh karena itu penerapan kebijakan MBKM membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dengan mitra ataupun pihak lain yang berkaitan dengan bidang keilmuan untuk turut serta dalam mendukung capaian pembelajaran yang diinginkan.
Sebelumnya PEPI sendiri telah menerapkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dunia Usaha dan Dunia Industri sehingga program tersebut dapat dimodifikasi dalam rangka mendukung MBKM.